Kisah Mahathir dan Lee Kuan Yew Bertemu Presiden Soeharto

“Pertemuan itu terjadi setelah konfrontasi, dan masih adanya kecurigaan antara kami pada saat itu. Kami berbicara di Villa Soeharto mengenai perkembangan regional, dan saat itu kami banyak menemukan kesepahaman pandangan,” tutur Lee Kuan Yew.

Ia mengatakan pada pertemuannya dengan Pak Harto selama bertahun-tahun, Pak Harto telah membuktikan dirinya adalah seseorang yang dapat dipercaya.

“Dia membuat sedikit janji, namun ketika dia melakukannnya, dia tetap memegangnya. Kekuatannya adalah kekonsistenannya yang juga diwujudkan dengan mengejar serangkaian kebijakan rasional untuk membuka ekonomi Indonesia terhadap perdagangan dan modal asing,” ujar Lee Kuan Yew.

Menurutnya, Soeharto memiliki ketajaman untuk menunjuk tim yang terdiri atas para ekonom dan penyelenggara pemerintahan yang mampu membuat kebangkitan Indonesia menjadi salah satu Macan Asia di era 1990-an.

Pada tahun 1974, ada perubahan fundamental Indonesia dalam kebijakan terhadap Singapura dibandingkan dengan sikap agresif Indonesia dalam era konfrontasi.

“Dua tahun kemudian, Soeharto meminta saya untuk membantu Indonesia mengembangkan Batam tumbuh bersama Singapura,” kata Lee Kuan Yew.

Indonesia dan Singapura juga bekerja sama di luar isu-isu bilateral. Di antaranya membendung dan menentang komunis. Ketika Phnom Penh dam Saigon jatuh pada tahun 1975, kelihatan gelombang komunis akan menyapu dan menelan seluruh Asia Tenggara.

“Beberapa negara regional buru-buru mengakui Indochina (yaitu pemerintahan komunis Vietnam dan Khmer Merah di Kamboja) dan membuat penawaran terhadap Beijing untuk menghadapi prospek tersebut,” ujar Lee Kuan Yew.

Lihat juga...