Sistem Sosrobahu Digunakan Lagi
JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono menginginkan sistem Sosrobahu yang merupakan ciptaan anak bangsa sendiri dapat disebarluaskan, sehingga semakin banyak yang menggunakan sistem tersebut dalam pengerjaan konstruksi jalan layang.
“Karena (sistem Sosrobahu) akan digunakan lagi setelah sekitar 30 tahun tidak digunakan, mudah-mudahan semakin banyak yang menggunakan ke depan,” kata Basuki Hadimuljono, dalam acara Pemutaran Perdana Proyek Tol Jakarta-Cikampek II Elevated dengan Metode Sosrobahu di Tambun, Jawa Barat, Rabu (13/12/2017) malam.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljojo memencet tombol untuk dimulainya penggunaan sistem Sosrobahu dalam pelaksanaan pembangunan tiang penyangga jalan tol layang ruas Jakarta-Cikampek tersebut.
Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BJPT) Herry Trisaputra Zuna, Direktur Operasi II Waskita Karya Nyoman Wirya Adnyana, Direktur Pengembangan Jasa Marga Hasanuddin, dan Direktur Utama PT Jasamarga Jalan layang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono.
Sebagaimana diwartakan, pembangunan proyek tol layang Jakarta-Cikampek II menggunakan sistem Sosrobahu, teknik konstruksi asli ciptaan anak negeri, yang digunakan dalam memutar pierhead (leher tiang penahan), agar tidak mengganggu arus lalu lintas di bawahnya.
“Metode Sosrobahu berguna untuk mengatasi proses pembangunan jalan tol di atas jalanan yang sudah ramai, serta keterbatasan dan mahalnya biaya pembebasan lahan,” kata Direktur Operasi II PT Waskita Karya, N. Wirya Adnyana.
Ia memaparkan, teknologi Sosrobahu merupakan teknik konstruksi yang digunakan terutama untuk memutar bahu lengan beton jalan layang yang ditemukan oleh Tjokorda Raka Sukawati.