Permintaan Kelapa Butir Menurun, Pelaku Usaha Beralih Produksi Kopra

LAMPUNG — Permintaan kelapa butir di wilayah Kecamatan Ketapang dan Bakauheni Lampung Selatan yang kerap dikirim ke Provinsi Banten dan Jakarta mulai menurun dalam beberapa pekan terakhir. Kelapa digunakan sebagai kebutuhan akan bumbu dapur terutama untuk restoran,sejumlah usaha kuliner dan pembuatan kue.

Sarjono (39), salah satu pemilik usaha pertanian dengan jual beli kelapa muda, kelapa butir serta usaha sayuran menyebut dirinya bahkan tidak menerima permintaan kelapa muda, kelapa butir sejak dua pekan.

Permintaan sepi disebabkan sebagian pedagang di beberapa lokasi tengah menghabiskan stok kelapa butir kiriman November. Pada bulan itu Sarjono menyebut terakhir mengirim ke pedagang pengecer di wilayah Tangerang akhir November.

Harga kelapa butir diakuinya pada pekan pertama Desember ini berkisar Rp2.700 untuk kelapa ukuran kecil, Rp3.500 ukuran sedang hingga Rp5.500 untuk kelapa ukuran super di level petani.

“Permintaan kelapa butir yang sedang sepi memang tidak berdampak signifikan bagi usaha yang saya miliki karena kelapa yang saya beli dari petani masih bisa saya olah menjadi kopra dengan harga yang cukup lumayan pada bulan Desember ini,” paparSarjono salah satu pemilik usaha jual beli hasil pertanian di simpang Sumur Desa Sumur Kecamatan Ketapang, Senin (11/12/2017)

Usaha pembuatan kopra sebagai peralihan usaha setelah permintaan kelapa butir tersebut masih cukup menjanjikan. Sarjono sendiri masih bisa menghasilkan uang tambahan dari sisa pengolahan kopra.

Berapa hasil sampingan yang diperoleh Sarjono, di antaranya berupa air kelapa sebagai bahan baku pembuatan nata de coco serta batok kelapa kering sebagai bahan bakar pemanggangan ikan dan ayam di sejumlah rumah makan yang ada di sepanjang Jalan Lintas Sumatera.

Lihat juga...