Sinergi Sosial Pendidikan di Panti Rehabilitasi

Para staf yang ada di YKP2N membagi menjadi 2 kelompok untuk anak-anak yang diedukasi. Pertama untuk anak yang mengalami putus sekolah dan anak-anak yang masih aktif bersekolah. Untuk anak yang putus sekolah, biasanya pihak panti mengajarkan baca tulis dan berhitung. Sedangkan untuk anak yang masih aktif bersekolah, seperti Farhan, pihak panti meminta acuan materi sejauh mana anak tersebut menerima pelajaran di tempatnya bersekolah.

Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Mukhtar Tahir. Foto: Nurul Rahmatun Ummah

Fauzi, manajer program di YKP2N menjelaskan, pihak panti mengadakan kelas edukasi tentang pengetahuan umum dari jam 09.00-12.00. Yang menjadi guru mereka biasanya para staf yang ada di panti. Ada yang mengampu mata pelajaran tertentu. Seperti mata pelajaran matematika, IPA, IPS, PKN, agama, dan masih banyak lagi.

“Para staf yang mengajari anak-anak di panti ini, staf yang memiliki kemampuan di mata pelajaran tertentu mendidik anak-anak yang ada di panti ini. Kami juga sudah mengikutkan 10 anak untuk ujian persamaan sehingga mendapatkan ijazah,” jelasnya.

Walaupun begitu, para staf panti memiliki banyak kendala dalam mendidik anak-anak yang direhabilitasi. Hal ini dikarenakan para staf kebanyakan merupakan sarjana kesejahteraan sosial. Bukan sarjana pendidikan sehingga dalam menentukan kurikulum atau materi untuk anak agak kesulitan. Selain itu, panti juga kekurangan tenaga pengajar, padahal anak-anak memerlukan pengajar yang berkompeten untuk mendidik mereka. Terlebih lagi untuk anak-anak yang putus sekolah.

Lihat juga...