Sinergi Pencari Jerami dan Pemilik Lahan Sawah

Sarto mengungkapkan, pada luas lahan satu hektar miliknya ditanami oleh sebanyak lima petani penanam padi yang akan mendapatkan padi dengan bagi hasil, saat proses penanaman dilakukan dengan sistem ceblok. Saat proses pemanenan, perontokan padi, sebagian besar anggota keluarga penanam akan membantu melakukan beberapa tahap pemanenan hingga padi sampai ke rumah pemilik.

Proses tersebut, diakuinya, berupa pemotongan padi (ngarit), proses penyusunan batang padi yang sudah dipotong dalam tumpukan (numpuk, proses perontokan padi/nggepyok), pembersihan padi dari kotoran (ngayak) hingga proses membawa padi dalam karung ke rumah pemilik (ngunjal) yang masih dijalankan oleh warga asal Jawa Tengah yang menetap di Lampung Selatan.

Pekerja mengumpulkan jerami sembari menunggu truk pengangkut jerami yang tengah mencari jerami di tempat lain. [Foto: Henk Widi]
Kehadiran para pencari jerami baik perseorangan serta dari perusahaan, diakui Sarto, bahkan kerap membantu dengan tenaga kerja sekitar 5-6 orang dengan mempercepat proses perontokan sebelum jerami diambil dan diikat untuk diangkut menggunakan kendaraan roda dua atau mobil. Sarto selalu memberi syarat kepada pencari jerami yang datang saat proses numpuk dan nggepyok agar proses perontokan padi dilakukan secara telaten sehingga tidak banyak padi yang terbuang.

“Keuntungan timbal balik pastinya dengan membantu petani pencari jerami bisa memperoleh jerami segar. Langsung dari sawah dan pemilik padi. Dibantu dalam proses perontokan sehingga mempercepat waktu,” terang Sarto.

Lihat juga...