[Review] ‘Hujan Bulan Juni’: Balada Cinta Sarwono dan Pingkan

Saat ditanya Ben soal kemungkinan memakai jilbab, Pingkan tampak santai-santai saja. Ini menunjukkan bahwa baik Sarwono maupun Pingkan sudah melihat hal yang lebih besar daripada sekadar latar belakang: bobot, bebet, bibit. Ketiga hal atau kriteria yang umum diperhatikan ketika mencari jodoh atau pasangan. Semacam alat kalibrasi bagi orang Jawa untuk menentukan calon menantu yang baik bagi anaknya. Orang tua memang cenderung pemilih dalam urusan jodoh.

Usaha untuk mengawinkan film dan puisi ini sangat terbantu oleh penampilan para pemerannya. Adipati Dolken cukup berhasil memberi aura kaku, jadul, tapi berpendirian teguh ke dalam diri tokoh Sarwono, yang menjadi representasi Sapardi. Begitu juga pasangannya, Velove Vexia mengimbanginya dengan energi dan keceriaan ke dalam diri Pingkan.

Adapun Baim Wong, yang melakoni tokoh Ben, tampak matang aktingnya. Baim yang selama ini dikenal lewat berbagai perannya di sinetron dengan sangat baik menyuntikkan kehidupan ke dalam karakter Ben. Logat Minahasanya terdengar sangat natural dan bahasa tubuhnya yang energetik berhasil membuat penonton tertawa.

Secara keseluruhan film ‘Hujan Bulan Juni’ bisa menjadi alternatif tontonan terbaik. Pencinta sastra ataupun bukan, masih tetap bisa menikmati film ini dan akan dimanjakan puisi-puisi indah karya Sapardi Djoko Damono. Film ini pun menghadirkan 9 puisi legedaris yang dibacakan langsung oleh Adipati Dolken dan Velove Vexia seperti “Hujan Bulan Juni” dan “Aku Ingin”.

Selain Adipati dan Velove, film ini dibintangi juga oleh aktor asal Jepang, Koutaro Kakimoto. Walau tak begitu mendapat banyak porsi, Koutaro cukup melengkapi cerita sebagai Katsuo. Jajaran lain di Departemen kasting terdapat nama kondang Surya Saputra, Ira Wibowo, Sundari Soekotjo dan Jajang C Noer. Tak ketinggalan sang penyair sesungguhnya yaitu Sapardi Djoko Damono ikut berakting sebagai ayah Sarwono.

Lihat juga...