Populasi Penyu di Sumbar Capai 30.000 Ekor
Buktinya, hampir di setiap tempat konservasi penyu di Sumbar, ramai dikunjungi oleh masyarakat yang membawa anak-anaknya, sembari mengajarkan kepada anak-anak, seputar penyu. Hal tersebut dinilai sebuah langkah yang bagus, karena untuk membuat populasi penyu tetap ada, perlu disampaikan kepada generasi muda, pentingnya menjaga hewan yang dilindungi tersebut.
Akan tetapi, di sisi lain, Harfianfri merasa khawatir, adanya masyarakat yang menangkap penyu untuk dimakan. Hal itu terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang merupakan daerah yang paling banyak dinaiki penyu untuk bertelur.
“Yang saya lihat, di Mentawai itu memburu penyu sudah sering dilakukan, di saat penyu-penyu hendak naik ke daratan pantai,” ucapnya.
Sementara itu, salah seorang pegiat konservasi penyu di Nagari Ampiang Parak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Haridman, mengatakan, awal mula adanya konservasi penyu itu, karena khawatir melihat adanya masyarakat yang memburu telur penyu di kawasan pantai Ampiang Parak.
“Tempat saya konservasi itu, merupakan tempat yang sering dinaikkan penyu untuk bertelur. Jadi, nanti kita akan pantau apabila lagi musimnya penyu bertelur. Setelah itu telur kita ambil untuk dipindahkan ke tempat lain, dan menjaganya hingga telur-telur menetas,” jelasnya.
Ia menyebutkan, kini ada sekira ratusan penyu yang ada di konservasi itu. Mulai dari ukuran kecil hingga ukuran besar. Penyu-penyu itu, tidak akan diletakkan di dalam kolam, tetapi akan dilepaskan ke lautan.
Haridman mengaku, semenjak adanya konservasi penyu itu, telah menjadi tempat wisata edukasi baru bagi masyarakat setempat. Buktinya, cukup ramai masyarakat yang datang bersama keluarga, untuk melihat langsung penyu yang ada di dalam kolam.