Pasokan Normal, Harga Pisang di Lampung Selatan Stabil
LAMPUNG — Pasca anjloknya harga komoditas pertanian jenis singkong, disusul melimpahnya panen pisang milik petani sekaligus serangan hama layu fusarium pada Agustus hingga September, kini para petani sekaligus pemilik usaha jual beli pisang kembali bergairah.
Sarjid (30), pemilik usaha jual beli komoditas pisang mengungkapkan dua bulan sebelumnya akibat stok pisang melimpah, berimbas komoditas tersebut harganya anjlok di level petani bahkan banyak buah membusuk di pengepul.
Selain faktor permintaan menurun, serangan hama layu fusarium dan melimpahnya pasokan pisang mengakibatkan harga pisang mencapai level di bawah Rp5.000 per tandan untuk berbagai kelas penjualan di antaranya kelas rames (asalan), CR (sedang), super hingga jumbo yang mengalami penurunan harga sangat signifikan. Beruntung pada pertengahan November harga kembali stabil dengan permintaan mulai mengalami peningkatan.
“Bisnis jual beli komoditas pisang tak lepas dari permintaan pasar baik sebagai kebutuhan buah segar, bahan baku kuliner berupa gorengan serta digunakan sebagai bahan baku makanan tradisional di antaranya keripik dan minuman kolak,” terang Sarjid saat ditemui Cendana News tengah menyortir tandan pisang sesuai kelasnya, Rabu (15/11/2017)
Pada kondisi normal diakui Sarjid beberapa varietas pisang yang kerap ditanam petani di wilayah kecamatan Penengahan di antaranya pisang janten, kepok, sere, ambon, rajabulu serta jenis pisang lain untuk kelas rames (asalan) dengan ukuran kecil dan sisir pada tandan buah tak terlalu rapat dihargai Rp8.000 per tandan.
Sementara itu varietas yang sama jenis pisang tersebut pada kelas CR atau sedang dibeli dari petani dengan harga berkisar Rp13.000, kelas jumbo untuk varietas sama dengan sasaran bahan pembuatan makanan dihargai Rp40.000 sementara kelas super pisang jenis raja nangka, kepok Manado dibeli dengan harga Rp50.000 pertandan.