LAMPUNG — Produktivitas getah karet atau lateks tanaman karet milik petani pekebun di wilayah Desa Mandalasari, Kecamatan Ketapang, Lampung Selatan mulai mengalami kenaikan paska kemarau melanda wilayah tersebut berimbas tanaman mengalami masa trek atau menggugurkan daunnya sehingga produksi getah mengalami penurunan bahkan sengaja tidak disadap oleh petani.
Menurut Agus,salah satu petani di wilayah mengaku sejak hujan melanda wilayah Lampung Selatan Oktober lalu, tanaman karet mulai memproduksi getah yang banyak diiringi dengan tumbuhnya daun.
Perbedaan produksi getah karet dari sebanyak 500 tanaman karet miliknya yang semula maksimal hanya memperoleh getah karet sebanyak 1 kuintal per bulan. Semenjak awal November ia berhasil menyadap karet sebanyak 2 kuintal selama empat kali per bulan.
Dalam satu kali penyadapan dirinya rata rata memperoleh sekitar 50 kilogram. Perbedaan produktivitas setiap pohon diakuinya membuat perolehan getah sadapan kerap tidak sama meski ia menyebut tetap berharap getah yang diperoleh dalam jumlah banyak.
“Sebagai upaya meningkatkan produktivitas getah karet sengaja kita lakukan pemilahan pohon yang akan kita sadap. Sebagian pohon kita istirahatkan beberapa pekan agar produksinya bisa lebih baik dari sebelumnya terutama paska diterjang kemarau,” ujar Agus saat ditemui Cendana News tengah melakukan proses penyadapan getah karet di lahan yang dimilikinya, Rabu (22/11/2017)
Paska dilakukan pemanenan Agus menyebut semua getah karet yang diletakkan dalam mangkuk mangkuk kecil dan dipindahkan ke ember akan dikumpulkan di lokasi khusus untuk dilakukan perendaman. Proses perendaman tersebut dilakukan untuk menunggu pengepul karet mendatangi kebunnya untuk mengambil karet yang sudah disadap dengan sistem timbang.