“Nah, kemudian saya mengeksplor diri, kemudian saya pergi ke Jakarta, terlibat dengan beberapa grup teater, saya jadi aktor teater, dari situ kesempatan saya untuk mengeksplor suara ada. Kemudian, saya berkesempatan menjadi penyiar dan pengisi suara sandiwara radio. Dari situ berkembang menjadi dubber film,” papar Santos.
Awal karir Santos menjadi dubber di sandiwara radio. “Setelah itu saya memberanikan diri kasting di Chibi Maruko Chan sebagai narator. Kemudian saya terlibat dalam kartun-kartun anak, seperti di antaranya Ryuzo Tanokura dari serial Oshin Popeye, Li Syaoran dalam ‘Cardcaptor Sakura’, Elmo dari ‘Sesame Street’, Spongebob dalam ‘Spongebob Squarepants’. Saya juga penyulih suara Sang Hyeok dalam drama Korea ‘Winter Sonata’, “ ungkapnya bangga.
Menurut Santos, ia paling berkesan Spongebob karena yang mengangkat namanya menjadi dubber yang diakui suaranya. “Akhirnya menjadi trendmark kalau dubber yang lucu suaranya itu Santosa Amin. Apalagi Spongebob itu sangat ekspresif. Jadi menuntut eksplorasi suara yang lebih. Dari situlah setiap kali ada film anak saya suka dipanggil untuk mengisi suara salah satu tokoh dalam film, “ bebernya.
Santos mengaku lebih banyak suka menjadi dubber. Menurut dia pekerjaan dubbing film banyak lucunya. Setiap dubber lebih dulu tahu ceritanya. Pekerjaannya tidak terlalu menegangkan. Seorang dubber rileks dan bisa menikmati filmnya lebih dulu.
“Dukanya paling kalau lagi suara kita habis. Saya pernah mengalaminya. Seperti kalau kita kena flu harus dubbing terpaksa harus ditunda. Lalu, kalau harus kejar tayang, kalau suaranya lagi tidak bagus dipaksakan jadi sakit dan tidak maksimal. Ya, akhirnya kadang ditunda, tapi kalau kebutuhan sangat mendesak, walau sakit harus tetap dubbing,” papar Santos.