Kemenko Polhukam: Tokoh Agama Diminta Berikan Kesejukan
DEPOK — Asdep Koordinator Wawasan Kebangsaan Kemenko Polhukam, Cecep Agus Supriyanta menyebutkan Republik Indonesia ini harus dijaga dan pelihara jangan sampai diacak-acak. Di sini banyak ideologi yang berkembang, bahkan ada juga berita-berita hoax di media sosial (medsos).
“Kalau kita menerima berita-berita di medsos, jangan kita semata langsung termakan oleh berita itu. Karena belum tentu juga 100 persen benar, kendatipun kadang-kadang ada benarnya,” ujar Cecep pada acara bertajuk ‘Dialog Publik Peran Tokoh Agama Dalam Kesatuan Bangsa’ yang digelar Kesbangpol Pemkot Depok, Kamis (9/11/2017).
Kalau berita itu baik, kata Cecep, boleh kita sebarkan tapi kalau membawa kemudaratan tentunya kita harus hati-hati jangan sampai berita buruk, misalnya, itu sampai tersebar keluar.
“Jadi bagaimana kita menyaring suatu informasi, mana yang menimbulkan kebaikan, perpecahan, kita harus pilah-pilah. Sekarang ini begitu terima informasi lansung di-‘share’,” imbuhnya.
Sekaitan ada beragam isu soal registrasi kartu SIM Card bahwa dengan pencantuman nomor induk kependudukan itu dianggap sebagai upaya negatif, menurut Cecep bukan berarti pemerintah membatasi. Sebaliknya, justru melindungi pemilik kartu.
“Sebenarnya itu juga melindungi kita juga. Selama ini orang-orang yang mengirim berita hoax adalah orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Maka dengan pendataan ini orang akan bertanggungjawab dalam menyampaikan suatu berita (di medsos),” kata Cecep.
Misalnya, situasi saat ini, apalagi nanti menjelang pelaksanakan Pilkada 2018, ada 171 daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota. Cecep berharap jangan sampai nanti isu-isu seperti itu muncul, mengingat banyaknya kasus yang terjadi ini seringkali dikaitkan dengan masalah agama.