Gatot Singkong dan Kluban, Sarapan Khas Warga Pedesaan

Proses pembuatan kluban, bumbunya lebih banyak diberi rempah yang menyegarkan, menggugah selera bahkan membuat nafsu makan di antaranya kencur, cabe merah, bawang putih, bawang merah, terasi, garam dan gula putih.

“Ada dua cara membuat bumbu kluban, semua bahan bumbu yang sudah dihaluskan bisa ditumis dengan minyak goreng namun lebih praktis saya kukus di dalam daun pisang bersamaan dengan pengukusan gatot,” tegas Suyatinah.

Khusus untuk sayuran yang dipergunakan membuat kluban, Suyatinah sengaja menyiapkan daun sayuran yang mudah diperoleh di kebun di antaranya daun singkong, kangkung, kacang panjang, serta genjer. Bagi penyuka sayuran jenis lain bisa ditambahkan untuk selanjutnya diberi taburan bumbu kelapa yang sudah dikukus.

Setelah matang, gatot bisa disajikan sebagai menu tersendiri sebagai camilan atau menu sarapan dan kluban bisa disantap bersama nasi atau dengan gatot yang memiliki kandungan karbohidrat pelengkap nasi.

Anton (40) salah satu anggota keluarga menyebutkan, saat ia masih kecil dan tinggal di Gunung Kidul, sering menjadikan gaplek dan gatot sebagai makanan utama karena keterbatasan beras. Namun sekarang, makanan tersebut menjadi pengobat rindu dengan kampung halaman.

“Kalau keluarga sedang tidak membuat gatot dan kluban saya biasa membeli di pasar satu porsi sebagai sarapan,” ungkap Anton.

Di pasar tradisional satu porsi gatot dan kluban dalam bungkus pisang seharga Rp4.000. Makanan tradisional yang jarang ditemui dengan proses pembuatan yang sederhana tersebut menjadi khasanah kuliner yang diakui Anton harus dilestarikan terutama oleh generasi muda yang kerap tak mengetahui cara pembuatannya.

Lihat juga...