Film Jagal dan Senyap Kontroversial, Dinilai Penuh Dusta

BANDUNG – Dua film dokumenter yang dibuat terpisah dalam rentang waktu dua tahun, Jagal (2012) dan Senyap (2014) mampu membius anak bangsa generasi millenial dalam membaca sejarah terkait peristiwa yang terjadi pada 1965. Mereka bahkan jauh lebih memercayai film tersebut ketimbang guru sekolahnya.
Sri Tresnaningsih, seorang guru bidang studi Sejarah di Bandung, Jawa Barat, mengaku agak berat menghadapi anak didiknya yang kritis. Katanya, film Jagal dan Senyap lebih dipercayai anak-anak didiknya.
“Anak-anak ini lebih tertarik dengan film daripada membaca buku. Lebih percaya kepada film, dan lebih empati kepada para korban PKI,” kata Sri dalam Diskusi Buku ‘Kaum Merah Menjarah’ bertajuk ‘Mengapa Umat Islam Menolak Komunisme?’ di Islamic Festival dan Book Fair Jawa Barat 2017 di Pusdai, Bandung, beberapa waktu lalu.

Sri pun mengajukan pertanyaan bernada usulan, apa perlu dibikin film-film untuk melawan kedua film tersebut, sebagai bekal bagi para guru sejarah seperti dirinya untuk menjelaskan dan meluruskan sebuah peristiwa sejarah tentang peristiwa 1965.
Film Jagal atau The Act of Killing dan Senyap atau Look of Silence karya sineas Amerika Serikat, Joshua Oppenheimer, menyuguhkan informasi tentang peristiwa 1965 dan banyak menampilkan adegan yang membuat bergidik. Namun isi atau cerita film tersebut dinilai kontroversial.