BADUNG — Setelah ditutup selama 48 jam sejak Minggu (27/11) kemarin, pada hari ketiga Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali kembali ditutup. Penutupan bandara ini berdasarkan hasil Rapat Evaluasi Erupsi Gunung Agung Oleh Komunitas Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali dipimpin oleh Kepala Otoritas Bandara Wilayah IV Bali Nusa Tenggara, Rabu (29/11) pukul 01.00 WITA.
Pertemuan tersebut dapat diputuskan sebagai berikut, dengan menindaklanjuti adanya erupsi Gunung Agung hingga pukul 20.00 WITA ketinggian Vulcanic Ash/Erupsi Mencapai ketinggian 2000-3000 meter dengan ultimate ketinggian asap letusan erupsi hingga 4000 meter pada jam 14.0-15.00 WITA. Serta dari hasil VONA masih berstatus RED, selain itu berdasarkan Meteorological Watch Office, telah menerbitkan berita meteorologi significant untuk penerbangan.
“Semburan vulkanik dari Gunung Agung telah mencapai pada ketinggian 25.000 kaki, dan bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecepatan 15 knots. Hal tersebut masih mengarah ke bandara I Gusti Ngurah Rai Bali,” ucap Kepala Humas Angkasa Pura Bali, Ari Ahssanurohim Rabu pagi (29/11).
Arie juga menambahkan, penutupan kembali bandara satu-satunya di Bali ini berdasarkan dari hasil dari laporan Pilot Report pada ketinggian 2000-4000 kaki masih ditemui adanya abu Vulcanik di ruang udara dengan arah angin ke barat daya. Namun dengan pertimbangan air, ruang udara bandara masih tertutup oleh sebaran abu vulkanik ke arah barat daya atau mengarah ke Bandara Ngurah Rai.
“Jadi Bandara tetap kami perpanjang penutupannya sampai besok. Akan tetapi kami tetap akan melakukan rapat evaluasi bersama pihak terkait seperti Air Nav, Otban dan pihak berwenang lain. Evaluasi akan dilakukan setiap enam jam sekali,” pungkas pria Asli Malang ini.