PESISIR SELATAN — Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Sumatera Barat (Sumbar) sejak satu pekan ini, tidak hanya melumpuhkan mata pencarian nelayan dan para petani, tapi turut berdampak terhadap lingkungan di pemukiman penduduk.
Salah satu daerah yang terdampak akibat cuaca ekstrem, yakni di Kabupaten Pesisir Selatan. Hujan yang turun dengan rentang waktu selama 48 jam atau selama dua hari tanpa henti itu, membuat aktivitas masyarakat menjadi terhenti.
“Bisa dikatakan hujan turun selama 48 jam. Jikapun berhenti, itupun hanya sesaat, sudah itu hujan turun lagi. Sekarang coba lihat, air sudah menggenangi halaman rumah,” ujar Marlis, warga di Kecamatan Sutera, Rabu (29/11/2017).
Ia menyebutkan, biasanya jika hujan turun dan tidak separah tahun ini, tidak ada terlihat genangan air di halaman rumah. Tidak hanya itu, ketinggian air yang menggenangi pemukiman penduduk bervariasi, mulai dari 20 sentimeter hingga 30 sentimeter.
“Syukur pondasi rumah di sini tinggi-tinggi, jadi genangan air tidak masuk ke rumah ataupun ke dapur,” katanya.
Sementara di Kecamatan Batang Kapeh, hujan mengakibatkan meluapnya air sungai, sehingga mengakibatkan banjir dan menggenang rumah masyarakat, dengan ketinggian air mencapai setengah meter. Meski banjir yang terjadi tidak berlangsung lama, namun dampak yang dirasakan masyarakat, cukup memprihatinkan.
Resi, warga yang terdampak banjir di daerah Sungai Nyalo juga mengatakan, hujan yang turun dengan intensitas sedang-lebat, membuat air sungai meluap. Namun, tidak berlangsung lama, setidaknya air yang menggenangi rumah masyarakat hanya berlangsung sekira satu jam.