Usaha Paper Flower Mantan TKW Hongkong, Laris Manis

PONOROGO – Usaha kekinian, paper flower atau berkreasi membuat bunga dari kertas ternyata laris manis di bumi Reog. Seperti yang diakui Anik Susanti (26) warga Desa Simo, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo. Setiap hari ia selalu kebanjiran pemesan.

Meski usahanya ini baru berjalan tiga bulan, pesanannya banyak datang dari dalam kota maupun luar kota Ponorogo. Kebanyakan digunakan sebagai penghias ruangan saat acara aqiqah, pertunangan maupun saat pernikahan.

“Ada lima ukuran bunga yang saya buat, ukuran S diameter 10 cm, M diameter 20 cm, L diameter 30 cm, XL diameter 40 cm, dan XXL diameter 50 cm,” jelasnya kepada Cendana News saat ditemui di kediamannya, Selasa (17/10/2017).

Menurutnya, meski terlihat mudah membuat bunga dari bahan kertas tapi juga butuh ketelitian dan kerapian saat membuat bunga. Jika tidak pas dan rapi maka hasilnya bisa dipastikan jelek.

“Saya belajar otodidak dari internet,” cakapnya.

Bahan yang digunakan Anik sapaannya, ada kertas jasmine, lem tembak, double tape dan karton. Untuk kertas jasmine, ia sengaja mendatangkan dari Semarang dan Jakarta. Pasalnya, di Ponorogo ketersediaan warna masih terbatas.

“Kertas jasmine sendiri, harganya Rp7 ribu-Rp11 ribu. Semakin mahal harganya kalau warnanya semakin terang dan ukurannya plano 109×79 cm,” tuturnya.

Untuk menggunakan paper flower karya Anik dibanderol harga Rp100-Rp300 ribu tergantung banyaknya bunga yang diinginkan. Dalam satu paket terdiri dari bunga kecil hingga besar.

“Khusus bunga yang paling besar Rp50 ribu,” tukasnya.

Anik menambahkan untuk paper flower paket tunangan ia bisa mengerjakan 2-3 hari untuk paket seharga Rp300 ribu. “Saya juga menyediakan mini board di pernikahan untuk foto,” tandasnya.

Lihat juga...