Umat Hindu Ketapang, Lampung Lakukan Persiapan Jelang Galungan

Persiapan Hari Raya Galungan juga dilakukan oleh Nyoman Subamio (51) dan Ketut Wiryaningsih (47) di Dusun Buana Nirwana Desa Bangungrejo Kecamatan Ketapang yang tengah menyelesaikan pembuatan penjor, penyiapan pura keluarga serta penyiapan alat persembahyangan.

Dibantu sang anak dan isteri dirinya mengaku mempersiapkan pembuatan penjor sejak sehari sebelumnya sehingga bisa selesai siang hari agar tengah hari penjor bisa didirikan di depan rumah yang ada di Jalan Lintas Timur Sumatera tersebut.

Nyoman Subamio menyebut pada Hari Raya Galungan dirinya sebagai umat Hindu melakukan persembahan ke hadapan Sang Hyang Widi dan Dewa/Bhatara dengan segala manisfestasinya sebagai tanda puji syukur atas segala rahmat dan keselamatan selanjutnya. Persembahan kepada Sang Hyang Widi tersebut diakuinya disimbolkan dengan pembuatan sajen dan penjor di setiap rumah.

Putu Wastian , warga Sri Pendowo Ketapang Lampung Selatan menyiapkan penjor jelang Hari Raya Galungan /Foto: Henk Widi.

Ia menuturkan proses pembuatan sajen atau dikenal banten yang dibuat dari janur kuning selanjutnya diisi dengan beberapa bunga,porosan janur berisi sirih, kapur, jajanan pasar, buah, pisang sebagai simbol kemakmuran dan rasa syukur kepada sang Pencipta.

“Kita siapkan penjor sehari sebelum Galungan sebagai sebuah sarana yang mengandung filosofi meski penjor dibuat dari bambu dan janur pohon aren atau kelapa namun syarat makna,“terang Nyoman Subamio.

Penjor ungkapnya merupakan simbol yang mengandung filosofi kerendahan hati dengan semakin berisi semakin merunduk sekaligus sebagai simbol kemakmuran sehingga disebut Naga Wasuki yang berisi ambu atau janur aren dilengkapi dengan berbagai tambahan sesaji lain diantaranya digantungkan kelapa, padi, jajanan, serta hasil karya usaha manusia.

Lihat juga...