Nelayan Diminta Turut Mengawasi Lautan dari ‘Illegal Fishing’
PADANG — Wakil Gubernur Nasrul Abit menyebutkan, aktifitas illegal fishing yang dilakukan oleh nelayan luar daerah dan asing di perairan Sumatera Barat selain mengurangi jumlah ikan juga merusak terumbu karang.
“Mereka itu sudah masuk ke kawasan kita, cara menangkap ikannya pun telah merusak terumbuh karang. Jadi, saya berharap kepada para nelayan untuk turut mengawasi laut, jika menemukan nelayan luar atau illegal fishing segera hubungi pengawasa lautan yakni Syahbandar,” ungkapnya, pada saat menyerahkan bantuan alat nelayan di Kota Pariaman, Jumat (20/10/2017).
Ia mengaku, cukup khawatir adanya illegal fishing tersebut, karena tidak hanya mengurangi jumlah ikan yang ada, tetapi cara penangkapan ikan yang dilakukan telah membuat terumbuh karang rusak.
“Saya berharap pihak Kementerian Kelautan dan Perikanan tidak menyebutkan kerusakan itu terjadi akibat nelayan di Sumbar. Karena, saat saya memancing di lautan, memang ada nelayan yang menangkap ikan, tapi bukanlah nelayan Sumbar,” ucap Nasrul, yang juga hobi memancing tersebut.
Untuk itu, Nasrul pada kesempatan penyerahan bantuan alat untuk nelayan tersebut, ia meminta kepada para nelayan turut menjaga ekosistem laut, seperti menjaga terumbu karang, dan tidak menangkap ikan-ikan yang masih kecil.

Untuk menjamin peningkatan kesejahteraan, Nasrul mendorong nelayan di Kota Pariaman untuk miliki usaha alternatif di darat dan tidak hanya menggantungkan hidup dari pendapatan yang didapat dari melaut.
“Kita ingin tingkatkan kesejahteraan nelayan, namun susah sekarang, ikan makin sedikit karena terumbu karang dirusak. 75 persen karang kita sudah habis diracun sama nelayan asing. Jadi bapak-bapak harus punya usaha sampingan di darat,” pintanya.