Kopi Bajawa Potensial di Luar Negeri

Ia juga mengakui, beberapa pelanggan potensial dari luar negeri sudah mencari Kopi Bajawa sehingga peluang pasar tersebut harus ditangkap dan dimanfaatkan dengan baik dari pusat hingga daerah.

Lebih lanjut, Menteri Enggartiasto Lukita mengatakan pemasaran komoditas kopi juga sangat tergantung pada “branding” yang harus dikemas secara baik. “Nanti kita mengatakan ini Kopi Bajawa atau Kopi Flores atau lainnya, yang pasti harus ada unsur keIndonesiaannya seperti Kopi Toraja dan Gayo,” katanya.

Ia juga mengatakan, kadang-kadang muncul adanya ego-ego kedaerahan yang kuat dalam penamaan merek kopi yang justeru berdampak merugikan aspek pemasarannya. “Di Jember ada 20 nama kopi, saya bilang ke Bupatinya kumpulkan itu semua, karena dia mau berdasarkan nama desanya. Jangan ego daerahnya pengen lebih, tapi mari kita persatukan yang penting adalah pemasarannya,” katanya, mencontohkan.

Meneteri berharap, di kampung-kampung di Bajawa yang memproduksi kopi itu sudah satu, jangan nanti ada nama-nama baru dari desa. “Branding dan pengemasannya kita bereskan dan nanti bisa dilakukan pendampingannya,” katanya.

Menteri juga meyakini pemasaran Kopi Bajawa akan segera meningkat karena sudah tercatat dalam Trade Expo sebelumnya sebagai komoditasi potensial yang unggul yang dapat didorong untuk ekspor. (Ant)

Lihat juga...