Halangi Kemerdekaan Katalunya, PM Spanyol Gunakan Konstitusi
MADRID – Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menyebut, akan menggunakan kekuasaan-kekuasaan konstitusional untuk mencabut status otonomi Catalonia jika kawasan itu mengklaim kemerdekaan.
Sementara itu puluhan ribu orang yang turun ke jalan-jalan di Madrid mendukungnya untuk mempergunakan langkah politik tersebut. Namun langkah sesuai dengan pasal 155 masih belum jelas kapan akan dilakukan.
Langkah politik itu dinilai sebagai disebut opsi nuklir atau pamungkas dari ketentuan konstitusi yang berlaku. Berdasarkan pasal itu ia bisa memecat pemerintah regional dan menyerukan pemilihan lokal yang baru.
Rajoy mengaku siap menggunakan pasal 155 konstitusi Spanyol, “Saya sama sekali tidak mengesampingkan apapun sesuai undang-undang, semestinya tak perlu melaksanakan solusi ekstrim tetapi jangan sampai ada hal-hal terjadi yang akan diubah,” tandasnya, Sabtu (7/10/2017).
Ribuan orang berkumpul di Madrid dan Barcelona pada Sabtu dan banyak yang berpakaian putih. Sementara di Katalunya, warganya didukung pemimpin lokal siap menyatakan kemerdekaan.
Mereka menyerukan pembicaraan untuk mengatasi krisis politik terburuk Spanyol selama bertahun-tahun. Penguasa Katalunya menyatakan bahwa mayoritas dari mereka atau 90 persen memberikan suara mendukung pemisahan dari Spanyol.
Sementara Pemerintah Spanyol di Madrid menyebut, referendum yang dilakukan adalah langkah ilegal berdasarkan konstitusi negara itu pada 1978.
Krisis politik itu memecah negara tersebut, menyebabkan bank dan perusahaan memindahkan kantor pusatnya keluar Catalonia dan menggoyahkan kepercayaan pasar dalam ekonomi Spanyol.
Karena melihat perkembangan tersebut, Komisi Eropa menyerukan pemimpin Catalonia dan Spanyol untuk mencari solusi politik. “Saya telah datang karena saya sangat merasa sebagai orang Spanyol dan membuat saya sangat sedih atas apa yang yang telah terjadi,” kata salah satu pengunjuk rasa di Madrid Rosa Barras (47).