Pengepul Kulit Hewan kurban Memenuhi Permintaan Industri
SURABAYA — Puluhan pengepul kulit hewan kurban berjajar di sepanjang ruas Jalan Nyamplungan Surabaya untuk memenuhi kebutuhan sejumlah industri penyamakan kulit di Jawa Timur.
Haji Arif, salah seorang pengepul, saat ditemui di salah satu ruas jalan Nyamplungan Surabaya, Jumat sore, mengatakan industri kulit di Jawa Timur, khususnya wilayah Surabaya dan sekitarnya, banyak yang gulung tikar akibat mahalnya harga garam sebagai bahan pengawet kulit hewan.
“Tapi dampaknya sejumlah industri penyamakan kulit yang masih bertahan membutuhkan lebih banyak bahan baku kulit untuk memenuhi permintaan pasar,” ucapnya.
Dia mencontohkan saat ini dirinya sedang banjir permintaan kulit dari sejumlah perusahaan penyamakan kulit yang masih bertahan di wilayah Sidoarjo.
Karenanya momen Hari Raya Idul Adha tidak disia-siakan bagi orang-orang yang biasa memasok kulit untuk industri penyamakan kulit, dengan membuka semacam “lapak” di sepanjang Jalan Nyamplungan Surabaya.
Mereka bersedia membeli kulit hewan kurban dari dari berbagai kelompok masyarakat di perkampungan maupun kalangan masjid di Surabaya dan sekitarnya.
Mereka membuka harga Rp8 ribu hingga 10 ribu per kilogram untuk kulit sapi. Sedangkan kulit kambing dihargai lebih mahal, yaitu berkisar antara Rp23 hingga 25 ribu, tergantung ukurannya.
Haji Arif mengatakan sebenarnya para pengepul kulit hewan ini sudah rutin membuka “lapak”, menerima penjualan kulit hewan kurban dari masyarakat di Jalan Nyamplungan setiap tahun pada momen Hari Raya Idul Adha.
“Biasanya kami buka selama dua hari, yaitu hari ini sampai besok,” ujar Arif.
Berbagai kalangan masyarakat di Surabaya dan sekitarnya mengaku sudah terbiasa dan langsung menuju ke kawasan perkampungan Arab di wilayah Kelurahan Ampel, Kecamatan Semampir, Surabaya, ini untuk menyalurkan kulit hewan kurban yang telah disembelihnya.