Pati Ea, Syukuran Hasil Panen Masyarakat Boru Kedang Flotim

LARANTUKA — Desa Boru Kedang, salah satu desa yang terletak di kecamatan Wulanggitang, ujung barat kabupaten Flores Timur (Flotim) dengan jarak sekitar 61 kilometer dari Larantuka ibukota kabupaten Flores Timur.

Boru kedang menjadi pusat destinasi budaya, dimana kebudayaannya sudah membaur dengan budaya Sikka, namun budaya Lamaholot masih didominasi oleh masyarakat suku Boruk khususnya dalam pesta rakyat “Pati Ea” selama seminggu sejak tanggal 3 hingga 8 September 2017.

Frengky Liwu, salah satu tokoh adat yang ditemui mengatakan, Pati Ea merupakan salah satu ritual dari rangkaian beberapa ritual yang dilaksanakan dalam ritual adat di Boru Kedang,

“Pati Ea berarti ritual adat yang dilakukan oleh keluarga untuk mensyukuri hasil panen tahunan dan upacara pengantaran jiwa-jiwa bagi orang yang sudah meninggal dimana khusus tahun ini, keluarga dan suku Boruk lah yang melaksanakan ritual Pati Ea,” sebutnya.

Frengky menambahkan, ritual Pati Ea yang dilaksanakan Kamis (7/9/2017) adalah, ritual menumbuk padi yang sebelumnya telah direndam menggunakan air yang kemudian padi tersebut dijadikan emping.

“Proses menumbuk padi selalu diawali dengan sebuah ritual khusus dimana para leluhur diundang untuk menghadiri acara dan sekaligus meminta restu dari leluhur agar acara bisa berlangsung dengan baik dan lancar,” terangnya.

Pembagian tugas telah di tentukan lanjut Frengky, dimana kaum laki-laki menggoreng padi menggunakan periuk tanah tanpa menggunakan minyak sedangkan kaum perempuan menumbuk padi yang diiring dengan menari Dolo-Dolo.

“Para perempuan dibagi dalam beberapa kelompok dimana sambil menumbuk padi ada yang menari Dolo-Dolo mengitari Lesung yang telah disiapkan,” ungkapnya.

Lihat juga...