Keberadaan Dokter Spesialis Nuklir tak Didukung Peralatan
Menurutnya, untuk wilayah Sumbar sendiri, cukup banyak pasien yang butuh melakukan pengobatan yang menggunakan metode nuklir tersebut. Ia menilai, jika dinilai dari segi industri, pengobatan yang menggunakan metode nuklir sangat menguntungkan.
Ia menjelaskan, keberadaan pengobatan menggunakan metode nuklir menjawab persoalan pola penyakit yang saat ini terus berubah. Dulu yang bersifat infeksi, kini beralih kepada penyakit yang non infeksi, seperti halnya kanker. Untuk menangani kanker butuh teknologi sebagai upaya mendeteksi fisiologi tubuh manusia. Nuklir, yang merupakan pengobatan di dunia kedokteran modern, menjadi solusi untuk hal yang demikian.
Menurutnya, untuk mendiagnosis menggunakan nuklir lebih efektif sekira 30 persen, jika dibandingkan mendiagnosa menggunakan manajemen biasa. Akan tetapi, khusus di Padang, para dokter nuklir tidak bisa melakukan hal tersebut, karena peralatan yang tidak ada.
“Intinya bukan kami tidak bekerja, tapi alat yang tidak ada. Di Sumbar memang dokter nuklir ini adanya hanya di RSUP. M. Djamil Padang. Dua orang dokter itu yakni saya Dr. dr Aisyah Elliyanti, SpKN, M.Kes dan satu lagi dr. Yulia Kurniawati SpKN,” ujar Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas itu.
Sementara terkait peralatan, sebelumnya pihak rumah sakit sudah mengusulkan ke Kementerian Kesehatan, namun hingga tahun 2017 ini belum ada respon ataupun memberikan peralatan untuk mendukung pengobatan yang menggunakan metode nuklir tersebut.
Direktur Utama RSUP Dr. M. Djamil Yusirwan Yusuf mengatakan, ke depan upaya dalam waktu singkat yang perlu dilakukan ialah mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa pengobatan yang menggunakan metode nuklir lebih bagus dan lebih efesien.