TANJUNG – Salah satu atlet panjat tebing Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Satria, mengungkapkan saat ini cabang olahraga tersebut kekurangan tenaga pelatih.
“Sebenarnya kami mengharapkan pelatih dari luar daerah yang tentunya lebih berpengalaman, namun terkendala dana, sehingga hanya memanfaatkan pelatih lokal,” jelas Satria, di Tanjung, Senin (11/9/2017).
Hal ini disampaikannya saat berdialog dengan anggota Komisi III DPRD setempat bersama pengurus Koni dan perwakilan cabang olahraga lainnya terkait pembahasan persiapan Pekan Olahraga Provinsi Kalsel X.
Di cabor panjat tebing, Satria optimis bisa meraih dua medali emas. Untuk mewujudkan target tersebut perlu didukung pembinaan atlet yang optimal pula.
Sekretaris Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kabupaten Tabalong, Haris Fadillah mengakui saat ini selain keterbatasan peralatan termasuk pula tenaga pelatih. “Kebetulan ada pengurus di FPTI kabupaten Tabalong yang bisa melatih para atlet mengingat untuk mendatangkan pelatih luar dananya belum ada,” jelas Haris.
Menurut Haris, di cabor panjat tebing sendiri kebutuhan dana untuk pelaksanaan Porprov Kalsel X cukup besar, mengingat mahalnya harga perlengkapan mulai dari sepatu, tali hingga aksesoris panjat lainnya.
“Saat ini sekitar Rp220 juta alokasi dana yang sudah disetujui Koni untuk persiapan Porprov Kalsel X,” jelas Haris.
Sementara itu, anggota Komisi III DPRD setempat, Jurni, meminta masing-masing pengurus cabor yang mengikuti Porprov Kalsel X bisa menyampaikan laporan tertulis terkait kebutuhan dan target medali.
“Dewan ingin tahu persis kebutuhan dana dari tiap cabor, karena akan kita masukkan dalam perencanaan 2018,” jelas Jurni.