PADANG — Banjir yang merendam wilayah Kota Padang, Sumatera Barat, hari Sabtu pekan lalu membuat Kota Padang lumpuh. Hampir seluruh kawasan di Padang direndam banjir yang ketinggiannya mancapai satu meter. Berdasarkan hasil kajian Pemerintah Kota Padang, banjir yang terjadi disebabkan oleh drainase yang disalahgunakan oleh masyarakat.
Wali Kota Padang Mahyeldi mengatakan setelah dilakukan kajian atau pemeriksaan di lapangan, pihaknya menemukan penyumbatan drainase akibat sampah, terutama draina yang berada di sepanjang jalan perkotaan. Sampah yang ditemukan pada drainase itu, diduga dari kurang sadarnya masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya.
“Kita menemukan adanya bangunan permanen milik masyarakat di atas drainase. Jika kondisi seperti ini akan menyulitkan untuk melakukan pembersihan drainase tersebut. Jadi, untuk menyelesaikan persoalan itu, Pemko Padang dalam dekat ini umenata ulang bangunan-bangunan yang ada di atas drainase, serta melakukan penggerukan drainase-drainase yang tersumbat sampah,” katanya, Rabu (13/9/2017).
Selain itu, ucap Mahyeldi, untuk rencana penanganan jangka panjang, Pemko Padang melakukan pembenahan terhadap saluran-saluran yang ada, baik di perkotaan, maupun di lingkungan masyarakat.
Ia menegaskan, banjir atau pun genangan air yang terjadi disejumlah titik di Kota Padang bisa di atasi, jika drainase-drainase yang ada benar-benar bagus. Untuk itu ia mengimbau kepada masyarakat, jangan membuang sampah ke dalam drainse.

Prediksi banjir di Kota Padang itu, bisa dilihat dari intensitas hujan yang turun dalam kondisi sedang-lebat dengan rentang waktu dari pagi-siang. Hal demikian, dapat dipastikan akan terjadi pada isejumlah titik di jalan perkotaan genangan air, dan sungai mulai meluap hingga memasuki pemukiman warga. Seperti hal yang tejadi, di Komplek Jondul Rawang, Kecamatan Padang Selatan, yang merupakan salah satu kawasan yang cukup rawan terjadi banjir dengan ketinggian bisa mencapai dada orang dewasa.