Dari Ingin Terampil Merajut, Susiyanti Banjir Pesanan Tas Tali Kur

BALIKPAPAN — Di tengah banjirnya serbuan tas buatan pabrik dan serbuan produk luar, ternyata masyarakat juga masih mencari tas yang unik dan tas jenis rajutan buatan masyarakat lokal. Tas rajut merupakan salah satu jenis tas hasil kerajinan tangan yang memiliki nilai istimewa, bahkan harganya juga terjangkau oleh masyarakat.

Tas Tali Kur atau yang sering disebut Macramé misalnya, diminati masyarakat sejak beberapa tahun terakhir. Tidak hanya penyuka ataupun menginginkan produk tas tali kur, tapi sebagian masyarakat juga mencoba membuatnya.

Susiyanti salah satu warga Balikpapan yang juga menekuni kerajinan tangan tas bahan tali kur sejak satu tahun terakhir. Belajar dari orang yang lebih ahli untuk membuat tas tali kur menjadi awal dirinya terampil membuat tas tali kur.

“Mulai keinginan belajar saat itu Agustus 2016 bersama Ibu Ipa Musda dan salah satu temannya. Karena sejak dua tahun ini tas jenis tali kur sangat diminati masyarakat dari motifnya yang beragam dan harganya yang juga relatif terjangkau. Keinginan utamanya ingin terampil dalam apapun, termasuk merajut dan membuat tas tali kur, sekaligus nantinya bisa menambah pemasukan pendapatan,” kata ibu dua putri, Selasa (5/9/2017).

Sejak belajar membuat tas berbahan tali kur ini, ia mengaku sedikit demi sedikit membuka pesanan meski model yang dipelajari masih sangat minim.

“Mulai saya buat sedikit demi sedikit, motifnya juga belum banyak. Tapi saya beranikan diri untuk membuka pesanan dari pertemanan yang dimiliki dan media sosial. Awalnya modal belajar membeli bahan dan menjadi satu tas sekitar Rp100 ribu,” terang perempuan kelahiran Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Lihat juga...