22 Warga Trenggalek Diduga Suspect Rubella

TRENGGALEK – Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengidentifikasi, setidaknya 22 warga yang awalnya diduga (suspect) terjangkit virus campak namun setelah dilakukan pemeriksaan medis diyakini sebagai gejala klinis penyakit rubella yang bisa menyebabkan kecacatan tubuh penderita.

“Sampai hari ini data kami ada 22 kasus, dihitung berdasar data yang masuk sejak 1 Januari 2017 hingga sekarang,” kata Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Trenggalek, Rufianto, Minggu (17/9/2017).

Rata-rata penderita ini, menurut Rufianto, awalnya didiagnosis mengalami sakit campak. Hal itu ditandai dengan gejala klinis khas penyakit campak yang terdiri dari tiga stadium, yakni stadium prodormal, erupsi dan konvalesens.

Pada stadium awal (prodormal), papar dia, penderita biasanya mengalami demam/panas tinggi yang berlangsung rata-rata tiga hari (kisaran 2-4 hari) yang diikuti batuk pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis dan kunjungtivitis.

Pada stadium prodormal ini, suhu tubuh penderita akan meningkat bertahap hingga 39,5 derajat celcius dan masih berpotensi meningkat lagi hingga 1,1 derajat celcius.

“Tahap awal kasus campak dan rubella biasanya identik. Tapi setelah kami periksakan sampel ke Balai Besa Kesehatan Surabaya, kasus yang mulanya dinyatakan suspect campak ini ternyata mengarah ke rubella,” kata Rufianto.

Ia tak menjelaskan kondisi 22 penderita suspect campak yang kemudian didiagnosis terjangkit virus rubella tersebut. Alasannya, Dinkes Trenggalek masih menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan BBLK secara menyeluruh, untuk kemudian dilakukan penanganan sesuai protokol medis untuk menghindari risiko ikutan, yakni gangguan/kelainan fungsi organ tubuh yang bisa menyebabkan kecacatan terhadap penderita maupun keturunannya.

Lihat juga...