Warga Bugis di Ketapang Ajarkan Anak Sejak Dini Tradisi Pembuatan Kuliner Jelang Idul Adha
Layaknya hendak hajatan Muhamad Syukur (45) dibantu adik sepupunya dan anak anak lelakinya sudah menyiapkan tarup khusus sebagai peneduh di belakang rumah untuk proses memasak lemang dan buras secara bersamaan menggunakan dua tungku besar dengan bahan bakar kayu.
Tugas merebus buras dan lemang yang terbilang cukup lama sekitar tujuh jam dari pukul 06.00 WIB dirinya secara bergantian melakukan pengawasan pada kue yang dimasak termasuk menjaga kestabilan api dari kayu bakar.
“ Kami kaum laki laki menunggu api sekaligus menambahkan air selama tiga kali hingga buras dan lemang matang sementara kaum wanita melanjutkan proses pembuatan bolu peca Bugis,”ungkap Muhamad Syukur.
Muhamad Syukur menuturkan proses pembuatan lemang dan buras sudah dilakukan sejak malam hari sehingga proses pembuatan kerap dilakukan secara gotong royong dalam sebuah keluarga besar atau tetangga dan hasil pembuatannya bisa dibagikan kepada warga lain.
Elo (40) isteri Muhamad Syukur menyebut dalam proses pembuatan kuliner jelang hari raya baik Idul Fitri maupun Idul Adha melibatkan sebagian besar generasi muda suku Bugis. Namun tradisi ini juga oleh masyarakat dari suku Jawa dan Lampung di wilayah tersebut yang mulai belajar dalam proses pembuatan lemang dan buras.
Menjaga tradisi dalam pembuatan kuliner khas Bugis tersebut diakui Elo agar anak anaknya dan generasi muda masih bisa melanjutkan tradisi tersebut bahkan jika tinggal di daerah lain.
Beberapa jenis makanan yang dibuat oleh Elo dibantu sang ibu dan anggota keluarganya berupa lemang dan buras yang sebagian akan dibagi bagikan kepada tetangga dan keluarga lain.