Menurut dia, berdasarkan hasil prakiraan BMKG, hujan diprediksikan turun pada awal November, sehingga pemerintah wajib menyediakan air bersih selama September-Oktober. “Agar penyalurannya cepat, kita sudah bersurat ke Balai Wilayah Sungai (BWS), meminta bantuan dua armada tangki air,” katanya.
Bantuan itu dibutuhkan karena armada yang ada sekarang merupakan pinjaman sementara dari provinsi. Setiap harinya, satu armada tersebut menyisir empat desa. Begitu pula di Dinsos dan PDAM.
“Bagi desa-desa yang merasa membutuhkan air bersih, dipersilahkan menghubungi aparatur pemerintah desanya masing-masing. Kemudian mencatat berapa dusun dan kepala keluarga (KK) yang membutuhkannya. Dengan begitu, BPBD bisa menyesuikan penyalurannya,” terang mantan Kabag Aset Setda Kabupaten Lombok Tengah itu.
Sementara, Camat Praya Timur, H Muliadi Yunus, mengakui bila musim kemarau tiba, warganya selalu kekurangan air bersih. Hal itu disebabkan sumber air seperti sumur sudah mengering. Bahkan untuk mengairi tanaman pertanian pun para petani di daerahnya sudah tidak bisa.
“Syukur saat ini petani menanam tanaman tembakau dan palawija yang tidak butuhkan air,” ucapnya.
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warganya berharap dari bantuan pemerintah yang disuplai melalui mobil-mobil tangki air. Dari total 72 ribu lebih warga 60 persen terdampak kekeringan. “Biasanya di beri jatah satu tangki satu desa. Karena jumlah warga jadi tidak cukup,” terangnya.
Namun demikian, meski setiap tahun dilanda kekeringan dan kekurangan air bersih, warga di Kecamatan Praya Timur tidak banyak mengeluh karena sudah menganggap biasa jika sudah tidak ada air saat musim kemarau. (Ant)