SLEMAN – Salak pondoh, komoditas unggulan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, siap merambah pasar Selandia Baru setelah negara tersebut menjalin kerja sama dengan Asosiasi Petani Salak Sleman, Prima Sembada.
“Kami telah menjalin kemitraan dengan Selandia Baru, bahkan mereka juga telah memberikan bantuan untuk petani salak untuk pelatihan mutu dan pengemasan salak yang akan diekspor ke Selandia Baru,” kata Ketua Asosiasi Salak Sleman Prima Sembada Maryono di Sleman, Sabtu.
Menurut dia, pada bulan Juni 2017, pemerintah Selandia Baru mengeluarkan kebijakan baru tentang standar kesehatan impor untuk salak Indonesia atau The Impor Health Standard (IHS) for Indonesia Salacca.
Standar itu, kata dia, dikeluarkan Kementerian Industri Primer Selandia Baru (New Zealand Ministry of Primary Industries) setelah melakukan konsultasi persyaratan teknis dengan Badan Karantina Pertanian di Kementerian Pertanian RI dan disetujui bersama oleh kedua belah pihak. Pelatihan ini merupakan sarana untuk memperkenalkan IHS kepada Pemerintah Kabupaten Sleman sebagai pintu masuk untuk disebarkan dan dilanjutkan ke petani salak lainnya di seluruh Indonesia.
Ia mengatakan bahwa Sleman menjadi tuan rumah peluncuran IHS ini karena telah menjadi mitra “New Zealand Aid Progamme-Ministry of Foreign Affairs and Trade” sejak 2011.
“Saat itu pemerintah Selandia Baru mendukung lebih dari 300 petani salak Sleman yang terkena dampak letusan Merapi pada tahun 2010 dengan progam pemulihan ekonomi. Saat ini jumlah petani salak yang tergabung dalam Asosiasi Prima Sembada sudah berjumlah lebih dari 1.400 orang petani,” katanya.