Produksi Rumput Laut NTT di 2017 Capai 630.000 Ton

KUPANG — Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Nusa Tenggara Timur mencatat produksi rumput laut di provinsi itu selama 2017 ini telah mencapai 630.000 ton yang terdiri atas 560.000 ton rumput laut basah dan 70.000 ton kering.

“Dari jumlah produksi yang dicapai sementara dalam tahun ini, nilai produksi rumput laut sudah mencapai sekitar Rp560 miliar lebih,” kata Kepala DKP Provinsi NTT Ganef Wurgiyanto di Kupang, Sabtu (19/8/2017).

Mantan Kepala Bidang Perikanan Tangkap itu, menyebut sejumlah daerah yang mengembangkan potensi rumput laut yang besar, seperti Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Alor, dan Flores Timur.

Daerah-daerah yang belum menonjol, terutama di Pulau Timor, seperti Kabupaten Belu, Malaka, Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan, dan Kota Kupang.

Rumput laut, kata dia, merupakan salah satu hasil budi daya laut yang diunggulkan di provinsi dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 kilometer persegi itu.

“Potensi kita di daerah dengan wilayah laut yang luas ini memang memadai namun tingkat pemanfaatannya masih perlu terus didorong karena belum betul-betul merata di setiap daerah,” katanya.

Ganef mengatakan pengembangan rumput laut seyogyanya membutuhkan dukungan bibit unggul, yang selama ini masih sulit diperoleh karena mengandalkan pasokan dari luar daerah, seperti Nusa Tenggara Barat dan Bali.

Untuk itu, DKP dalam rencana besarnya telah membangun komunikasi dengan PT Sampoerna untuk berinvestasi mengembangkan laboratorium kultur jaringan rumput laut di provinsi itu untuk menghasilkan bibit-bibit unggul.

Ia menjelaskan pengembangannya dilakukan melalui lima klaster yang sudah ada, di antaranya klaster Kupang meliputi wilayah Pulau Timor dan Rote, klaster Sumba Timur meliputi seluruh wilayah Pulau Sumba.

Lihat juga...