Hal itu melampaui target rasio elektrifikasi 2016 yang tertuang dalam rencana strategis perseroan 2015-2019 sebesar 90,15 persen.
“Memang, kalau dilihat dari sisa rasio elektrifikasi, hanya 9,1 persen. Namun paling sulit karena di Indonesia bagian timur mayoritas merupakan wilayah yang terisolasi,” katanya lagi.
Selain NTT, ada beberapa pulau terpencil yang akan dialiri listrik sebelum 2019, seperti pulau-pulau kecil di wilayah Sumatera, Maluku, dan Papua.
Dalam mengejar target itu, perseroan menerapkan konsep optimalisasi renewable energi dengan penerapan secara hybrid sesuai dengan sumber energi yang ada di wilayah tersebut.
“Seperti PLTG ditambah PLTS atau ditambah dengan mikrohidro. Jadi sesuai dengan sumber energi di daerahnya. Jadi, kalau dalam RUPTL yang baru, mulai pada akhir 2021, tinggal tambahan sedikit sehingga elektrifikasi bisa dilaksanakan,” katanya pula.[Ant]