Petani Sutera Butuh Alsintan “Dari Sawah Naik ke Perbukitan”

PADANG — Para petani di Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) mengaku sangat membutuhkan alat dan mesin pertanian (Alsintan), karena kekurangan tenaga untuk menggarap sawah. Kondisi seperti ini, sudah dirasakan para petani sejak naiknya harga gambir.

“Sejak harga gambir melambung tinggi, cukup banyak petani sawah beralih profesi jadi berkebun gambir. Sehingga untuk menggarap sawah, mulai dari mencangkul hingga memanennya,” ujar Isul, petani di Sutera, yang dihubungi dari Padang, Senin (14/8/2019).

Menurutnya, dengan kondisi yang sulit untuk mencari tenaga upah menggarap
sawah itu, sangat dibutuhkannya alsintan, sebagai pengganti untuk menggarap sawah. Isul menyebutkan, saat ini pertanian di Sutera masih ada sebagian besarnya yang bertani secara tradisional.

Yang dimaksud secara tradisional itu, petani mencangkul, membajak dengan kerbau/sapi, memanen dengan sabit, dan memisahkan padi dengan tangkainya masih dengan cara di iriak (diinjak dan pukul dengan kayu).

Dikatakannya, alsintan yang dibutuhkan saat ini ialah mesin membajak sawah dan memanen padi. Sementara untuk hal lainnya, bisa dilakukan secara manual, karena tidak membutuhkan tenaga yang banyak.

Tidak hanya itu, Koordinator Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Sutera Erman mengatakan sampai saat ini luas lahan sawah di Sutera mencapai 3.420 haktare, dan rata-rata petaninya masih menggunakan cara tradisional untuk turun ke sawah.

“Dari pantauan kami di Balai Penyuluhan, hal yang paling dibutuhkan itu mesin komban yakni untuk memanen padi yang telah masak. Kalau soal mencangkul bisa diatasi untuk sementara dengan cara gotong royong antara sanak keluarga yang punya sawah,” ungkapnya.

Lihat juga...