PANGKALPINANG – Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengimbau petani karet agar beralih menggunakan asam semut sebagai upaya menaikkan harga komoditas di wilayah itu.
“Saat ini harga karet masih rendah, karena petani masih menggunakan tawas dalam membekukan getah karet,” kata Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Provinsi Kepulauan Babel, Zola, di Pangkalpinang, Kamis.
Ia menjelaskan, saat ini harga karet di tingkat petani masih fluktuatif, pada posisi rendah yakni Rp3.000 hingga Rp4.000 per kilogram dari harga normal Rp8.000 per kilogram.
“Kami sudah mensosialisasikan dan mengajak petani tidak lagi menggunakan tawas dalam membekukan getah tersebut agar petani dapat menikmati harga sesuai pasaran,” ujarnya.
Zola mengatakan dalam memancing minat petani ini, pihaknya juga telah menyalurkan bantuan asam semut kepada kelompok petani karet dan meminta pedagang meningkatkan stok asam semut untuk memudahkan petani memperoleh.
“Kami mengakui bantuan asam semut yang disalurkan kepada petani tidak terlalu banyak, karena keterbatasan anggaran untuk pengadaan,” ujarnya.
Namun demikian, kata dia, bantuan asam semut yang disalurkan tersebut diharapkan dapat meningkatkan minat petani untuk tidak lagi menggunakan tawas yang menyebabkan kualitas hasil sadapan getah rendah dan kurang diminati pasaran.
“Selama ini alasan petani untuk beralih menggunakan asam semut, karena sulit diperoleh dan harganya juga tinggi,” ujarnya. (Ant)