Petani: Di Era Presiden Soeharto Harga Produk Pertanian Stabil
BATU — Ketidakstabilan yang ditandai dengan naik turunnya harga produk pertanian rupanya membuat keresahan tersendiri bagi para petani. Ditambah lagi biaya produksi yang lebih mahal dibandingkan dengan harga jual, justru membuat semakin terpuruk.
Situasi tersebut berbanding terbalik dengan kondisi pertanian di era Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden ke dua Republik Indonesia, HM. Soeharto. Dimana pada era tersebut kesejahteraan petani lebih terjamin.
Hal tersebut disampaikan Nursaid, salah seorang petani strawberry di Dusun Pandan, Desa Pandanrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Malang. Menurutnya, di era Pak Hartp banyak subsidi yang dikeluarkan untuk dunia pertanian, di antaranya pupuk dan obat-obatan untuk pertanian. Hal inilah yang kemudian membuat harga produksi lebih murah daripada harga jual sehingga petani bisa lebih sejahtera.
“Pupuk Urea, TSP, Phonska sekarang masih ada subsidi. Tapi pupuk selain itu dan obat-obatan lainnya tidak ada subsidi. Tapi kalau di zamannya pak Harto banyak subsidi yang diutamakan kapada para petani,” akunya kepada Cendana News, Senin (7/8/2017).
Tidak hanya itu, harga produk pertanian juga stabil. Berbeda dengan harga sekarang yang naik turun sehingga petani sekarang tidak bisa lagi memprediksi keuntungan yang mungkin mereka dapatkan, karena harga yang tidak stabil.
Lebih lanjut Nursaid menyampaikan, selain menjadi petani strawberry, dulunya ia dan warga sekitar juga menjadi petani Apel. Banyak apel yang ditanam di lahan yang sekarang digunakan untuk strawberry.
Namun sayang, setelah pak Harto tidak lagi memimpin, banyak subsidi yang dihapus sehingga harga obat-obatan untuk mengendalikan hama maupun penyakit semakin mahal dan menyebabkan banyak tanaman apel yang rusak.