Jajanan Era 1990an jadi Peluang Bisnis ‘Neng Katrok’
Strategi pemasaran yang dilakukan dalam memasarkan produk era 90an adalah melalui media sosial, seperti instagram, facebook, serta aplikasi chat whatsapp dan BBM. Media sosial dianggap sebagai sarana promosi yang sangat cepat, karena dapat menjangkau wilayah yang luas. Selain itu, media sosial juga dijadikan sarana bagi pelanggan yang ingin melakukan pemesanan.
Anglila Nayanggita yang juga merupakan owner dari Neng Katrok ini, menjelaskan, jajanan era 90an yang dijual antara lain krip-krip, anak mamee, mie pedas, permen payung dan lain-lain. Kurang lebih ada 50 produk jajanan era 90an yang dijual.
Kendala yang dihadapi saat ini adalah stok barang yang tidak selalu ada. Owner harus pintar-pintar melakukan strategi pembeliaan dan penyimpanan barang, sehingga kalau ada yang pesan barangnya sudah ada. Saat ini, mereka berdua juga sesekali masih mencari-cari produsen untuk memenuhi pesanan.
“Kami masih sering kesusahan mengatur waktu antar owner, tapi itu bisa diatasi dengan komunikasi melalui media sosial. Kendala yang sangat mengganggu itu memang stok barang yang tidak selalu ada, jadi seringkali kita harus konfirmasi ke pelanggan apakah mereka mau menunggu atau tidak”, kata Anglila.
Sementara itu, Sinta menjelaskan, perkembangan bisnis mereka berdua cukup signifikan. Bisnis ini sudah berlangsung selama 1,5 tahun dan sudah banyak pembelinya serta masyarakat juga sudah banyak yang tahu dan tertarik dengan jajanan tempo dulu ini. Hal ini terlihat dari like, comment, dan share di akun-akun media sosial yang dimiliki Neng Katrok.
“Sekarang ini sudah semakin banyak orang yang nanya-nanya tentang Neng Katrok. Biasanya para pencarinya itu generasi 90an yang ingin bernostalgia. Selain itu, juga para perempuan hamil yang ngidam jajanan tempo dulu”, tutur Sinta.