Kunjungi Sikka, Summer School Belajar Sejarah dan Toleransi
MAUMERE –– Sebanyak 26 peserta baik dari dalam dan luar negeri yang tergabung dalam Nusantara School of Differencee (Summer School) tahun 2017 menyambangi Kabupaten Sikka untuk belajar sejarah dan toleransi yang ada di daerah ini.
Demikian disampaikan Bupati Sikka Drs. Yoseph Ansar Rera kepada Cendana News Selasa (8/8/2017) di Kantor Bupati Sikka terkait kedatangan rombongan belajar dari dalam dan luar negeri ini.
Bupati Ansar di hadapan para peserta yang datang mengungkapkan, atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sikka dirinya menyampaikan selamat datang, selamat mengunjungi Sikka. Ansar merasa terhormat karena Sikka dipilih sebagai lokasi kegiatan belajar sejarah, agama dan toleransi.
“Kami merasa senang dan bangga menjadi tempat belajar sejarah, muda-mudahan dengan belajar di kabupaten Sikka mendapatkan sesuatu atau pelajaran yang sangat bermanfaat bagi peserta Nusantara School of Differencee ,” sebutnya.
Bupati Ansar menambahkan kabupaten Sikka terdiri dari 5 etnis dan 4 bahasa daerah dan hampir semua agama ada di kabupaten Sikka dan selama ini kehidupan kerukunan antara umat beragama dan toleransi berjalan dengan sangat baik.
Ketua rombongan Dr. Dominggus Elcid Li dari Institute of Resource Governance and Sosial Change sebagai mitra dari lembaga CEDAR (Community Engaging With Difference and Religion) yang berbasis di Boston menjelaskan peserta terdiri dari berbagai profesi antara lain Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), peneliti, dosen, pimpinan jemaat, pimpinan seminari dan sejumlah jurnalis termasuk dari Maumere TV.
Dominggus menambahkan selama di Sikka peserta akan mengunjungi sejumlah lokasi seperti STFK Ledalero, Kampung Wuring, Desa Nangahale serta ke Pesatuan Waria Kabupaten Sikka (Perwakas).
“Perlu kami sampaikan setiap dua tahun sekali kami menyelenggarakan kegiatan yang sama dan kali ini dipilih daratan Timor dan Pulau Flores,” terangnya.
Lodimeda Kini salah seorang peserta Nusantara School of Differencee (Summer School) sekaligus Peneliti di IRGSC yang dikonfirmasi di sele-sela kegiatan mengatakan inti dari kunjungan pihaknya ke Kabupaten Sikka yakni membangun komunitas, kelompok belajar yang dihadapkan pada perbedaan etnik, budaya, agama dan profesi.
Melalui pembelajaran tersebut lanjutnya, kelompok belajar dapat memperoleh sudut pandang baru mengenai cara hidup berdampingan dalam perbedaan-perbedaan.
“Hal ini penting sebab pada saat ini masyarakat global dihadapkan pada identitas yang menjadikan setiap kelompok didalam menjadi fundamentalis dan bersikap resisten terhadap kelompok yang berbeda dengan kelompoknya,” tuturnya.
Lebih lanjut Lodimeda menjelaskan peserta Nusantara School of Differencee (Summer School) selain dari Indonesia ada juga dari luar Negeri antara lain Michiko Fukuda dari Nagoya Jepang, Mica S. Pace dari USA, Maximiano Ngabirano asal Uganda, Sayaka Watanabe dari Tokyo Jepang, Adam Selignab asal Boston USA serta Regina Rahel dari Paris Perancis.