Kembangkan Ekowisata, BTNT Berdayakan Pokmas di Empat Desa

“Tahun ini, kami memberikan lagi bantuan karena hasil kopinya cukup bagus. Bahkan, di kemasannya sudah ada logo BTNT,” ucapnya pula.

Selanjutnya, kata dia, kelompok masyarakat di Desa Kawendatoi diberikan alat pemeras madu. Sebab, masyarakat di desa itu yang menggeluti usaha mencari madu alam di kawasan hutan.

Sebanyak tiga unit alat pemeras diberikan agar kelompok masyarakat bisa menghasilkan madu berkualitas dengan kadar air relatif rendah. Anggota kelompok bisa memanfaatkan secara bergiliran.

Untuk kelompok masyarakat di Desa Piong, diberikan bantuan peralatan pelana kuda untuk menunjang usaha atraksi kuda yang ada.

Atraksi kuda menjadi usaha yang unik. Para pendaki bisa memanfaatkannya untuk melakukan pendakian hingga di pos 3, sambil menikmati hamparan padang rumput dan panorama alam Taman Nasional Tambora.

“Kalau kelompok masyarakat di Desa Soritangga, kami berikan bantuan peralatan pendakian sebanyak 10 set. Itu baru tahap pertama,” kata Budi.

BTNT akan terus memperluas program ekowisata berbasis pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan taman nasional.

Untuk perencanaan ke depannya adalah bagaimana menghubungkan dengan mitra pemasaran agar produk-produk pertanian yang diusahakan masyarakat sekitar kawasan taman nasional bisa dipasarkan ke daerah lain.

Taman Nasional Tambora secara administratif termasuk dalam Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima, Pulau Sumbawa, NTB.

Penunjukan kawasan Taman Nasional Tambora dilakukan dengan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan 111/MenLHK-II/2015 tanggal 7 April 2015. Taman nasional itu diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 11 April 2015, bertepatan dengan peringatan 100 tahun letusan besar Gunung Tambora pada 11 April 1815.

Lihat juga...