SUMBAWA — Balai Taman Nasional Gunung Tambora, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, memberdayakan kelompok masyarakat di empat desa untuk mengembangkan pariwisata berbasis ekowisata.
“Untuk tahap awal, empat desa yang kami bina secara intensif,” kata Kepala Balai Taman Nasional Tambora (BTNT) Budi Kurniawan di Mataram, Sabtu (13/8/2017).
Ia menyebutkan empat desa yang menjadi sasaran program pemberdayaan tahap awal, yakni kelompok masyarakat di Dusun Pancasila, Desa Tambora, dan Desa Soritangga, Kabupaten Dompu. Selain itu, Desa Kawinda Toi, dan Desa Piong, Kabupaten Bima.
Menurut Budi, program pemberdayaan masyarakat desa sekitar kawasan taman nasional bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat yang dulunya merasa belum memperoleh manfaat menjadi pengelola dan penerima manfaat.
Manfaat yang bisa diperoleh berupa jasa lingkungan melalui pengembangan sektor pariwisata berbasis ekowisata.
“Kami memberikan sentuhan program pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan pengembangan ekowisata,” ujarnya.
Pemberdayaan di masing-masing desa binaan, kata dia, diberikan sesuai dengan potensi alam dan kondisi masyarakatnya. Misalnya, di Dusun Pancasila, Desa Tambora, dikenal sebagai sentra kopi Tambora.
Kopi yang dihasilkan dari kawasan perkebunan yang pernah dikelola kolonial Belanda tersebut cukup diminati oleh para pendaki Gunung Tambora. Dan bahkan dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang ke daerah asal para pendaki.
Oleh sebab itu, BTNT memberikan bantuan peralatan pengolah kopi berupa penggoreng, sangrai dan alat pengemasan pada 2017. Bantuan serupa juga sudah diberikan kepada kelompok petani kopi di desa setempat pada 2016.