Menjadi Penyandang Disabilitas, Humaidi Tetap Mengajar

MATARAM  — Keterbatasan secara fisik terkadang seringkali membuat sebagian orang terutama bagi masyarakat penyandang disabilitas tidak bisa menerima kenyataan dan merasa putus asa dalam menjalani kehidupan dan pergaulan di tengah masyarakat. Terlebih kalau lingkungan tempat tinggal masyarakat penyandang disabilitas tidak mendukung dengan adanya persepsi negatif dari sebagian masyarakat.

Kondisi itulah yang sempat dirasakan Humaidi (33), penyandang disabilitas, Desa Loang Make, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), saat pertamakali menyandang status disabilitas pasca insiden kecelakaan dan terpaksa harus merelakan kehilangan tangan kanannya diamputasi.

“Awal ada rasa malu bergaul dan berkomunikasi dengan teman, masyarakat lingkungan sekitar kondisi yang saya alami, tapi seiring berjalan waktu bisa beradaptasi,” cerita Humaidi kepada Cendana News usai mengikuti workshop Pemilu dan Pemilukada Aksesbilitas bagi penyandang disabilitas di Hotel Lombok Astoria Mataram, Kamis (24/8/2017).

Tapi seiring berjalannya waktu, ditambah masyarakat dan teman sudah mulai bisa memahami dengan kondisi yang dialaminya pasca kecelakaan.

Alhamdulillah, selama bergaul dan berinteraksi dengan masyarakat, mereka bisa memahami dan tidak ada diskriminasi termasuk di sekolah tempat mengajar,” ucap Humaidi.

Kini di sela kesibukan sebagai tenaga pengajar sekaligus Kepala Sekolah di Madrasah Desa Loang Make, Kecamatan Janapria, Kabupaten Lombok Tengah. Humaidi juga aktif melakukan kegiatan sosial dan pada 2012 bergabung dengan organisasi Perhimpunan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) NTB.

Lihat juga...