Dinas Pertanian Cianjur Minta Petani Tanam Palawijaya

CIANJUR — Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, Jawa Barat, mengimbau petani di daerah itu yang bercocok tanam di lahan tadah hujan dan tidak menanam padi selama musim kemarau.

Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Cianjur, Mamad Nano, pada wartawan Selasa, mengatakan, dari 65 ribu hektare luas lahan pertanian di Cianjur, 21 ribu hektare di antaranya merupakan lahan teknis dan nonteknis.

“Cukup banyak yang tadah hujan, mayoritas berada di wilayah Cianjur selatan, beberapa diantaranya di Sukaluyu dan Ciranjang. Kalau tetap memaksakan menanam padi dikhawatirkan terjadi gagal panen hingga fuso akibat tidak ada air,” katanya.

Dia menjelaskan, saat ini belum terlihat lahan yang dimungkinkan mengalami kekeringan atau fuso akibat kekurangan air karena baru mau masuk musim tanam dan hujan belum turun.

“Lebih baik tanam palawija dari pada menanam padi tidak tumbuh sempurna atau gagal panen, sampai musim hujan turun. Pola tanam ini untuk mengantisipasi musim kemarau dan mempersiapkan diversifikasi pangan untuk konsumsi warga,” katanya.

Dia mengatakan untuk kawasan yang memiliki irigasi yang baik agar lebih memperhatikan unsur hama dan penyakit yang biasa menyerang di musim kemarau. Ada beberapa wilayah di selatan Cianjur memasuki musim kemarau sudah terbiasa mengganti tanaman padi dengan palawija.

“Kami sudah mengimbau petani di kawasan selatan untuk mengganti tanaman padi dengan palawija memasuki musim kemarau saat ini. Meskipun petani biasanya sudah mempersiapkan diri memasuki musim kemarau dengan menyimpan cadangan padi untuk kemudian diolah menjadi beras,” katanya.

Lihat juga...