Daun Rumbia Masih Dimanfaatkan Warga Penengahan Sebagai Atap Bangunan
LAMPUNG — Tanaman sagu memiliki daun menyerupai pohon kelapa. Daun itu masih dimanfaatkan oleh masyarakat di Desa Tamanbaru, Desa Kuripan serta sebagian desa lain di wilayah Penengahan untuk atap bangunan. Adanya pertimbangan kesehatan serta kemudahan untuk diperoleh menjadikan daun yang disebut sebagai daun rumbia ini masih digunakan.
Hadi (59) adalah salah seorang pembuat atap daun rumbia di Lampung. Dia sudah menekuni pembuatan atap daun rumbia atas pesanan warga yang hendak membangun rumah,saung bahkan kandang ternak.
Hadi mengaku masih memiliki ratusan batang pohon rumbia. Tanaman rumbia yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan atap khususnya umumnya yang masih berukuran kecil. Proses pemangkasan bisa dilakukan hanya menggunakan golok tanpa bantuan alat lain. Hal ini berbeda dengan pohon rumbia yang sudah tinggi.
Pohon sagu berukuran besar menurut Hadi sengaja dijual sebagai bahan baku pembuatan tepung sagu setelah pohon tersebut tidak produktif menghasilkan buah menyerupai salak berasa sepat namun kerap dikonsumsi.
“Saya memanen pelepah rumbia yang sudah tua dengan menyisakan sebanyak tiga pelepah pada setiap batangnya agar bisa tumbuh lagi dan bisa dimanfaatkan saat sudah tua,” terang Hadi saat ditemui Cendana News tengah melakukan proses pembuatan atap dari daun rumbia di beranda rumahnya, Jumat (25/8/2017).
Sebagian pesanan daun rumbia tersebut diakui Hadi banyak dipesan masyarakat untuk proses pembuatan gubuk atau umbulan di sawah yang berfungsi sebagai bangunan rumah menunggu tanaman padi serta di lahan perkebunan.
Selain harganya lebih murah dengan harga berkisar Rp5.000 hingga Rp7.000 per lembar tergantung ukuran, atap rumbia lebih mudah dibawa ke lokasi yang jauh khususnya di areal yang jauh dengan akses jalan.