Berkat Ayahnya, Nursaid Menikmati Manisnya Bertani Stroberi
BATU — Desa Pandanrejo adalah salah satu desa di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu yang sudah terkenal akan produksi pertanian berupa stroberi.
Lebih dari seratus orang warganya berprofesi sebagai petani stroberi. Bahkan ada pula yang sudah memulainya sejak puluhan tahun yang lalu, seperti yang dilakukan Nursaid (63) warga RT 13 RW 10, Dusun Pandan, Desa Pandanrejo.
Nursaid mengaku sudah mulai bertani stroberi sejak 1971 hingga sekarang. Awalnya ia mendapatkan ilmu budidaya stroberi dari sang ayah yang juga berprofesi sebagai petani.
“Dulu saya diajari menanam stroberi oleh orang tua dan ternyata hasilnya juga bagus. Bahkan pada 1980 saya rutin mengirim ke Surabaya sebanyak 5-6 kwintal setiap dua minggu sekali sampai 1992,” akunya kepada Cendana News, Senin (7/8/2017).
Lebih lanjut Nursaid menjelaskan, sebelum menggunakan polibag, ia langsung menanam stroberi di atas tanah tanpa polibag. Sejak 2004 Nursaid mulai menggunakan polibag untuk menanam stroberi.
Menurutnya, alasan ditanam di polibag agar buah stroberi tetap menggantung dan pada saat turun hujan buahnya tidak cepat busuk.
“Apabila di tanam langsung di tanah, kalau turun hujan terutama di bulan Desember maka buah akan habis karena banyak yang rusak dan busuk sehingga tidak bisa panen,” jelasnya.
Pada musim penghujan produksi stroberi bisa menurun hingga lebih dari separuh jika dibandingkan pada musim kemarau. Misalnya saja jika di luar musim penghujan bisa dapat 10 kg, sedangkan di musim hujan hanya dapat 2-3 kg.
Nursaid menerangkan, satu polibag besar tanaman stroberi biaya produksinya mencapai 14.000 dengan rincian satu polibag di beri empat bibit tanaman strawbery, dengan harga Rp2.500 per bibit.