Berkat Ayahnya, Nursaid Menikmati Manisnya Bertani Stroberi
Sehingga untuk bibitnya saja sudah menghabis 10.000 rupiah per polibag. Kemudian harga 1 polibag 1.500 rupiah, sisanya untuk biaya tenaga kerja dan pupuk komposnya.
“Jadi untuk satu polibag dengan kapasitas empat tanaman stroberi, biaya produksinya 14.000 rupiah,” terangnya.
Sementara itu untuk pemeliharaannya, Nursaid mulai memberikan pupuk pada tanamannya mulai usia 20 hari dengan menggunakan pupuk kimia.
Sedangkan penyiraman dilakukan dua hari sekali untuk tanaman yang besar dan setiap hari pada tanaman yang masih kecil.
“Sebenarnya kalau stroberi disiram setiap hari maka hasilnya akan semakin bagus,” ungkapnya.
Pada cuaca yang tidak menentu seperti sekarang ini, biasanya banyak jamur dan penyakit yang menyerang tanaman stroberi miliknya.
Untuk mengendalikannya, Nursaid terpaksa menggunakan fungisida. Akan tetapi untuk serangan hama seperti ulat masih jarang terjadi.
Disebutkan Nursaid, saat ini di atas lahanya dengan luas 4.000 meter persegi, ia berhasil membudidayakan tiga jenis stroberi yakni California, Sweet Charlie dan Rosalinda.
Selain dijual ke tengkulak dengan harga 40 ribu rupiah per kilogramnya. Sejak 2004 Nursaid juga memanfaatkan lahan pertanian stroberi nya tersebut untuk wisata petik stroberi dengan harga per kilogramnya yaitu 60 ribu rupiah.
“Dalam sehari saya bisa panen 25-28 Kg, tapi itu sudah termasuk wisata petik dan dijual ke tengkulak,” ucapnya.
Dikatakan, tidak hanya menjual stroberi dalam bentuk segar, Nursaid juga menjual berbagai aneka olahan berbahan dasar stroberi di antaranya selai, jenang dan sari buah stroberi.
