2017, Apindo Yakin Gelombang PHK Berkurang

BALIKPAPAN — Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kalimantan Timur meyakini gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) tenaga kerja yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur pada 2017 ini tidak akan terjadi seperti tahun 2015 dan 2016.

Pada 2015 dan 2016 gelombang PHK pada industri pertambangan dan industri pendukungnya seperti alat berat tidak bisa dihindari, menyusul merosotnya harga tambang batu bara pada tahun tersebut yang menjadi sektor andalan Kaltim.

Ketua Apindo Kaltim Slamet Brotosiswoyo memaparkan gelombang PHK yang terjadi pada 2015 dan 2017 untuk wilayah Kalimantan Timur mencapai 40 ribu tenaga kerja.

Gelombang PHK tidak dapat dihindari karena sektor andalan Kalimantan Timur yakni pertambangan batu bara saat itu mengalami penurunan harga yang sangat signifikan.

Namun pada 2017 diyakini gemlombang PHK akan berkurang dan bisa dihindari. Hal itu karena ekonomi Kaltim mulai menunjukkan perbaikan dan gelliatnya.

“Dua tahun berturut-turut gelombang PHK itu tak dapat kita hindari. Dampak terganggunya sektor andalan SDA terhadap pertambangan batu bara sangat mempengaruhi ekonomi Kaltim. Tapi tahun ini geliat ekonomi mulai menunjukkan pergerakan meski belum signifikan,” paparnya saat ditemui di Sekretariat Apindo Kaltim Jalan Soekarno Hatta.

Ia menjelaskan tanda-tanda adanya perbaikan ekonomi itu terbukti dengan beberapa pengusaha alat berat yang mulai mempersiapkan kontrak kerja dengan perusahaan tambang seiring harga tambang batu bara perlahan mengalami kenaikan. Beberapa pengusaha yang beralih ke industri kayu kertas dan pabriknya berada di wilayah Berau, Penajam Paser Utara dan Kutai Barat.

Lihat juga...