Ternak Beranak, Warga Totoharjo Gelar Saweran

Kaum ibu juga ikut menikmati menu bancakan di atas daun pisang. [Foto: Henk Widi]
Selesai doa dengan mengelilingi makanan yang dipersiapkan meliputi menu nasi putih, ayam bakar kecap, urap, kerupuk dengan diletakkan di atas daun pisang. Seusai doa bersama anak-anak dan para wanita yang ikut melakukan doa, menyantap hidangan yang tersedia. Meski beralaskan daun pisang dan menu sederhana, keceriaan anak-anak saat menyantap hidangan tersebut cukup terlihat.

Wasni yang memiliki sepasang ternak sapi jenis peranakan lokal berwarna putih atau dikenal dengan sapi peranakan ongole (PO), mengungkapkan tradisi turun-temurun dikenal dengan among-among tersebut masih dilestarikan di desa pesisir tersebut. Memiliki barang baru dalam hal ini ternak yang baru dilahirkan, merupakan bentuk rejeki yang harus disyukuri dan dibagikan kepada tetangga sekitar.

Beberapa ungkapan syukur diwujudkan dalam saweran dan bancakan juga dilakukan oleh warga saat peristiwa lain, di antaranya membeli kendaraan baru, selesai panen padi, membuat rumah baru dan ulang tahun. Meski menggunakan menu sederhana, tradisi yang masih dipertahankan tersebut diakui Wasni menjadi kegiatan yang disukai anak-anak dan mempererat kebersamaan.

Bagi para suami yang tidak bisa hadir, among-among berupa nasi, kerupuk, ayam goreng dan urap akan dibungkuskan dengan daun pisang dan dibawa pulang oleh setiap ibu rumah tangga yang hadir dalam saweran dan bancakan tersebut.

Keceriaan anak-anak yang menikmati hidangan beralaskan daun pisang tersebut cukup terasa, karena selain mendapatkan makanan gratis, juga mendapatkan uang dari saweran.

Lihat juga...