Tak Cairkan Dana, Panitia TdF Hargai Keputusan Bupati Ngada

MAUMERE — Panitia balap sepeda internasional Tour de Flores (TdF) menghargai keputusan bupati Ngada Marianus Sae terkait tidak dialokasikannya dana dari APBD II Ngada untuk membantu kegiatan TdF sesuai permintaan dari panitia Tdf maupun pemerintah provinsi NTT sebesar 800 juta rupiah sampai 1 miliar rupiah.

Chairman Tour de Flores CrdF) Primus Porimulu kepada media mengatakan, Kabupaten Ngada pada TdF 2016 hanya menangung biaya makan malam dan ramah tamah saja sementara biaya hotel ditanggung Pemprov NTT dan Yayasan Alsemat selaku  evemt organizer (E0) sedangkan biaya tranaportasi darat dan sewa peralatan race ditanggung sejumlah kabupaten dan Yayasan Alsemat.

Menurut Primus, pada  2017, setiap pemerintah daerah diminta memberikan kontribusi danasebesar 1 miliar rupiah sementara Kabupaten Flores Timur (Flotim) dan Manggarai bantuan dananya  lebih besar, sekitar Rp1,37 miliar karena di Larantuka ada open ceremony dan di Labuan Bajo ada closing cerernony dimana para atlet menginap dua malam.

“Pemerintah Provinsi NTT Menganggarkari dana 5,2 miliar rupiah serta Yayasan Alsemat (Alumni Seminari Mataloko) harus menyediakan dana 6 miltar rupiah di mana dana itu diharapkan datang dari sponsor.  Kami  masih mencari dana sponsor itu seraya mengeluarkan dana talangan untuk persiapan TdF yang akan digelar 14 sampai 19 Juli nanti,” ungkapnya.

 Menurut Primus, Kementerian Pariwisata RI dilharapkan membantu dana sebesar 2,2 miliar rupiah namun dana yang disanggupi untuk sementara hanya sebesar 400 juta rupiah sementara total dana yang dibutuhkan untuk perhelatan TdF sebesar 22,8 miliar rupiah.

Jika ada pihak yang memberikan kontribusi dana di bawah angka yang diharapkan, maka yayasan Alsemat selaku E0 yang akan menanggung sisa dananya agar TdF bisa berjalan dan ini sudah menjadi  resiko dari EO yang mana tahun 2016 pun harus menanggung deficit dana.

“Angka satu miliar rupiah tiap kabupaten bukanlah angka besar dan tak akan mengganggu APBD sebab kabupaten di Flores dan Lembata total dana APBD nya berkisar antara 750 miliar rupiah sampai 1 triliun rupiah lebih,” tuturnya.

Dana 1 miliar rupiah itu bantahnya, bukanlah dana untuk pendidikan clan kesehatan dan pemerintah dan DPR RI sudah menganggarkan dana pendidikan besar sekali yakni 20 persen dari APBN yang jumlahnya sekitar 400 triliun rupiah.

Bupati Ngada Marianus Sae mengatakan bahwa pemerintah Kabupaten Ngada tidak memiliki dana dalam APBD tahun 2017 yang dipergunakan untuk item kegiatan balap sepeda internasional Tour de Flores (TdF).

Bupati Marianus kepada media mengatakan tidak mau menggunakan kekuasaan hanya untuk supaya disukai. Apalagi jumlah dana yang dialokasikan oleh setiap kabupaten di Flores dan Lembata sebesar 1,5 miliar rupiah maka total dana yang terkumpul dari 9 kabupaten sebanyak 13,5 miliar rupiah.

“Pikiran yang sangat sederhana saja, kegiatan TdF sangat tidak berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat di Flores dan Lembata karena peserta TdF lebih kepada urusan balap dan mengejar waktu bukan berwisata,” ungkapnya.

Lihat juga...