Syafii Maarif Sebut Sejarah Bisa Mengikis Intoleransi

YOGYAKARTA — Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Syafii Maarif memandang materi-materi sejarah mampu mengikis sikap intoleransi dan radikalisme serta memperluas cara pandang siswa, jika disampaikan dengan metode yang tepat.

“Cukup efektif karena sejarah itu sumber informasi tentang manusia yang tidak akan pernah habis digali,” kata Syafii di sela acara sarasehan Guru Sejarah bertajuk “Guru Sejarah Pengawal NKRI, Menangkal Intoleransi, dan Radikalisme dari Ruang Kelas” di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, Sabtu.

Ia mengatakan dengan berpijak pada sumber-sumber pengalaman bangsa dan kemanusiaan, sejatinya materi-materi sejarah mampu mencerahkan kehidupan bangsa, termasuk menepis masuknya paham-paham radikal dan intoleransi.

Kendati demikian, kata Syafii, materi itu bisa memiliki fungsi demikian hanya bila disampaikan oleh guru atau dosen dengan metode yang tepat.

Guru sejarah, kata dia dalam sarasehan dengan moderator alumnus Jurusan Pendidikan Sejarah Angkatan 1985 Sanata Dharma Y.B. Murdiana itu, harus betul-betul memahami substansi materi sejarah dengan model penyampaian yang tidak kering.

“Sejarah baru punya makna kalau guru-guru sejarah betul-betul memahami dan menghayati persoalan,” katanya.

Agar materi tidak sekadar terkesan tekstual yang kering, Syafii menyarankan guru sejarah memiliki wawasan yang luas dengan menguasai bidang-bidang pengetahuan yang lain, seperti antropoligi, sastra, serta filsafat.

“Ibarat orang berenang jangan hanya berenang di permukaan, tetapi juga menyelam ke bawah sehingga mengetahui hakikat sejarah dan hakikat kemanusiaan,” kata Syafii yang pernah mengenyam Jurusan Sejarah di Universitas Cokroaminoto Surakarta itu.

Lihat juga...