Sumbar Inflasi 0,32 Persen
“Tidak hanya itu, terkait adanya kegiatan pasar murah yang dilakukan oleh instansi terkait selama Ramadan serta telah efektifnya kerja Satgas Pangan yang dipimpin oleh Kepolisian Daerah Sumatera Barat sangat efektif pula meredam gejolak harga pangan di pasar dan semakin lancar distribusi dan perdagangannya,” tegasnya.
Menyikapi kondisi yang demikian, Puji memperkirakan tekanan inflasi ke depan cukup moderat. Hal tersebut terlihat pada sumber tekanan inflasi utama yang berasal dari kelompok barang yang diatur pemerintah, khususnya dampak lanjutan kenaikan tarif angkutan udara seiring dengan masih berlangsungnya arus mudik pasca lebaran dari/ke Padang.
Selain itu, permintaan terhadap bahan pangan diprakirakan masih tinggi yang secara siklusnya, disebabkan oleh banyaknya acara “baralek gadang” pasca lebaran.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik Sumbar, Sukardi, menambahkan, pada Juni 2017, Kota Padang mengalami inflasi sebesar 0,34 persen dan Kota Bukittinggi sebesar 0,20 persen. Inflasi di Kota Padang terjadi karena adanya peningkatan indeks pada 4 kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau. Sementara laju inflasi tahun kalender sampai bulan Juni 2017 Kota Padang dan Kota Bukittingi, masing-masing sebesar 0,40 persen dan 0,41 persen.
Menurut Sukardi, beberapa komoditas yang mengalami peningkatan harga selama bulan Juni 2017 di Kota Padang, antara lain tarif listrik, angkutan udara, daging ayam ras, bayam, angkutan antar kota, kangkung, pepaya, petai, kemeja pendek katun, emas perhiasan dan beberapa komoditi lainnya.
Sementara, komoditas yang mengalami peningkatan harga di Kota Bukittinggi adalah rokok kretek filter, kendaraan carter/rental, belut, daging ayam ras, jengkol, buncis, angkutan antar kota, petai, celana panjang jeans, rokok kretek dan beberapa komoditi lainnya.