Sumbar Inflasi 0,32 Persen

Menurut Puji, inflasi bulanan Sumbar disumbang oleh kenaikan harga kelompok barang yang diatur pemerintah (administered price) dan kelompok inti (core). Pada kelompok administered price, di bulan Juni 2017 terjadi inflasi sebesar 1,63 persen (mtm), dengan laju yang lebih tinggi dibandingkan Mei 2017 sebesar 0,67 persen (mtm). Kenaikan harga pada kelompok ini disumbang oleh Tarif Tenaga Listrik (TTL) dan angkutan udara dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,24 persen (mtm) dan 0,08 persen (mtm).

“Kenaikan TTL merupakan dampak lanjutan dari kenaikan bulan Mei, yaitu pada golongan rumah tangga mampu 900 VA pasca bayar. Kenaikan harga tiket pesawat dipicu oleh tingginya permintaan seiring dengan arus mudik menjelang lebaran untuk rute dari Padang,” ujarnya.

Puji juga mengatakan, pada kelompok inti (core), terjadi kenaikan harga di Juni 2017 sebesar 0,14 persen (mtm) dari bulan sebelumnya yang deflasi 0,08 persen (mtm) pada Mei 2017. Kenaikan harga kelompok ini disumbang oleh kenaikan harga emas perhiasan dan kemeja pendek katun yang memberi andil inflasi masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), seiring dengan tingginya permintaan.

Bertolak belakang dengan dua kelompok tersebut, kelompok bahan pangan bergejolak (volatile food) masih berlanjut mencatatkan penurunan harga  atau deflasi sebesar 0,58 persen (mtm), meski tidak sedalam deflasi pada Mei yang sebesar 0,87 persen (mtm).

Sementara, deflasi kelompok volatile food, utamanya disumbang oleh turunnya harga cabai merah, beras, bawang putih dan jeruk dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,25 persen (mtm), 0,10 persen (mtm), 0,05 persen (mtm), dan 0,02 persen (mtm). Hal tersebut dikarenakan, melimpahnya pasokan cabai merah serta berlanjutnya panen di berbagai sentra produksi, baik di Sumbar maupun daerah lain di Sumatera dan Jawa.

Lihat juga...